Jl. Wijayandaru 35 Wilangan Kec. Sambit Kab. Ponorogo Pos 63474

Kamis, 24 Februari 2022

Penuhi Kebutuhan Belajar dengan Diferensiasi

Setiap anak terlahir istimewa dengan kekuatan kodratnya masing-masing. Mereka bukanlah objek melainkan subjek pembelajaran. Oleh sebab itu sebagai pendidik berkewajiban memastikan bahwa setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik sesuai kebutuhan belajarnya. Kita ketahui bahwa kemampuan anak berbeda meskipun dalam kelas yang sama. Untuk memastikan setiap murid mendapatkan kebutuhan belajarnya bukan berarti sebagai guru harus mengajar dengan 12 cara yang berbeda untuk 12 murid dalam satu kelas.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom, pada pembelajaran diferensiasi berarti mencampurkan semua perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi, membuat ide dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan:

  1. Memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas baik untuk guru maupun siswa.
  2. Bagai mana guru merespon kebutuhan belajar murid, menyesuaikan rencana pembelajara untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
  3. Menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan mencapai tujuan belajar yang tinggi.
  4. Manajemen kelas yang efektif, menciptakan prosedur yang memungkinkan adanya fleksibilitas namun tetap berjalan efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan.

Pada saat membuat perencanaan, pelaksanaan, assessment, dan tindak lanjut dalam pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan identifikasi kebutuhan belajar murid sehingga pembelajaran dapat dirancang dengan tepat. Kebutuhan belajar murid dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu:

a. Kesiapan belajar murid

Sebelum mempelajari suatu materi, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar mereka. Kesiapan belajar menjadi dasar yang kuat bagi guru untuk membuat sebuah perencanaan materi apa yang mereka butuhkan dan tindakan bagaimana yang akan dilakukan serta assement seperti apa yang akan diberikan. Karena dalam satu kelas bisa saja ada murid yang bisa merespon dengan cepat namun ada juga yang lambat. Atau ada yang harus dengan memberikan contoh kongkret dan abstrak.

b. Minat belajar murid

Murid akan merasa dihargai keberadaannya kalau keberagaman minat mereka diperhatikan. Pembelajaran akan terasa bermakna jika prosesnya disesuaikan dengan minat mereka. Motivasi belajar juga akan tumbuh bahkan meningkat jika minat dijadikan salah satu dasar pembelajaran.

c. Profil belajar murid

Aspek ini terkait informasi secara secara individu dari masing-masing murid. Bisa terkait dengan gaya belajar, kecerdasan, latar belakang lingkungan mereka dan lain sebagainya yang memengaruhi murid dalam belajar. Profil belajar murid dijadikan acuan dalam membuat sebuah perencanaan, pemantauan peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari sebelumnya dan rencana tindak lanjut yang akan digunakan.

Dengan mengetahui kebutuhan belajar murid tersebut diharapkan pembelajaran benar-benar dirancang untuk mengakomodir semua gaya belajar murid (visual, auditori, dan kinestetik). Selain itu untuk mencapai tujuan pembelajaran berdiferensiasi juga dapat menerapkan strategi pembelajaran sebagai berikut:

1.    Diferensiasi Konten

Berkaitan dengan materi, konsep, dan ketrampilan yang dipelajari murid berdasarkan kurikulum namun tetap memerhatikan kebutuhan murid. Dalam hal ini guru juga memodifikasi materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar, kesiapan dan minat murid.

2.    Diferensiasi Proses

Sebuah kegiatan untuk berlatih dan memahami konten. Dalam strategi ini guru membedakan proses yang harus dijalani oleh murid berdasarkan kebutuhan murid.

3.    Diferensiasi Produk

Merupakan bukti yang menunjukan apa yang telah murid pahami. Produk merupakan hasil kreasi murid yang bisa diwujudkan dalam bentuk rekaman, infografis, poster, video presentasi, diagram, karangan, atau tes tulis. Guru berusaha untuk menyediakan berbagai pilihan produk yang merespons beragam profil, minat atau kesiapan belajar murid.

  

Apakah pembelajaran berdiferensiasi ini akan berhasil dilakukan di dalam kelas?

Harus dimulai dengan pemahaman diferensiasi yang akurat dan paham mana yang bukan termasuk perilaku mendeferensiasi. Diferensiasi bersifat dinamis, proaktif, kualitatif, berakar pada peilaian, menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses dan produk. Serta berpusat pada murid, perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok, dan individu.

Apabila sekolah memiliki visi mewujudkan Sekolah Merdeka Belajar, maka mengaitkan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran sesuai kodrat alam dan zaman dengan beranggapan siswa memiliki nilai dan sifat beragam. Hal ini sesuai dengan proses berdiferensiasi, keunikan dan keberagaman menjadi hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran. Kodrat zaman menjadikan guru tidak hanya menerapkan satu metode untuk diterapkan dalam kelasn, namun disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman siswanya. Kemudian, Inkuiri Apresiatif (IA) yang melihat setiap anak memiliki sisi atau kekuatan positif menjadi dasar dalam pemetaan kebutuhan belajar murid dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Disinilah nilai dan peran Guru Penggerak berkontribusi untuk terus berinovasi menumbuhkan budaya positif dan mewujudkan hasil belajar dengan melihat kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Dengan demikian terwujud murid merdeka belajar sehingga visi Sekolah Merdeka Belajar akan tercapai.



Oleh:

HANUNG EKO SUHARTANTO
Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kab. Ponorogo



0 comments:

Posting Komentar