Semua guru merupakan pemimpin pembelajaran, sehingga pengetahuan dan kemampuan untuk mengambil keputusan sebaiknya dimiliki oleh Bapak/Ibu Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Mari kita luruskan anggapan bahwa kemampuan mengambil keputusan hanya dimiliki oleh Kepala Sekolah. Karena sebagai seorang pemimpin pembelajaran (guru) tentu pernah mengalami situasi dimana kita harus mengambil keputusan.
A. Bujukan
Moral dan Dilema Etika
Sebelum mengambil sebuah keputusan,
kita harus mengenali dulu situasi yang sedang terjadi. Apakah bujukan moral
atau dilemma etika.
Situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.
Situasi yang terjadi Ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan.
B. Empat
Paradigma dalam Pengambilan Keputusan
Dilema etika adalah hal yang cukup
berat dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika
akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan, seperti : cinta dan
kasih saying, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggungjawab,
dan penghargaan akan hidup.
Secara umum
ada empat pola, model atau paradigma dalam situasi dilema etika :
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan
lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
C. Tiga
Prinsip Penyelesaian Dilema
Dalam pengambilan sebuah keputusan
ada tiga prinsip yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan
penuh tantangan. Prinsip tersebut yaitu :
1. Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan
orang.
2. Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan.
3. Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Dengan pemikiran apa yang Anda harapkan orang lain lakukan terhadap Anda.
D. Konsep
Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Pada tahap akhir, seorang pemimpin
harus dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil tepat. Untuk memandu pengujian
keputusan yang diambil dalam situasi bujukan moral atau dilema etika, ada 9
langkah dapat dilakukan :
1. Mengenali
bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan
4. Pengujian benar atau salah
(uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji
panutan)
5. Pengujian
benar lawan benar
6. Melakukan
prinsip resolusi
7. Investigasi
opsi trilemma
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Paparan di
atas merupakan cuplikan dari materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran yang saya (penulis) dapatkan dari Program Pendidikan Guru
Penggerak. Jika hal ini dapat dilakukan
dengan sebaik mungkin maka harapan menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang
lebih baik, bijaksana dan tanggungjawab akan dapat terwujud.
Dilema seorang pemimpin dalam mengambil keputusan pasti ada, apalagi keputusan yang akan diambil adalah bersifat mendadak dan reflek. Disamping itu, tanpa disadari bahwa tidak ada aturan baku yang berlaku untuk memutuskan situasi dilema karena hal ini sifatnya relatif bergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi pada saat kejadian atau bisa kita namai dengan dilema etika. Artinya dapat dimaknai bahwa terkadang adalah hal yang benar untuk memegang aturan demi suatu keadilan, akan tetapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang dapat dibenarkan. Demikian pula sebaliknya, ketika dihadapkan dengan situasi bujukan moral (Benar versus Salah) bahwa dalam melakukan hal yang salah walaupun untuk alasan yang baik tetap saja salah.
Mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang di dapatkan dalam Program Guru Penggerak di sekolah/ lingkungan.
Belajar dan berbagi merupakan kata-kata yang selalu menjadikan pegangan dalam setiap mengikuti kegiatan pengembangan koompetensi yang saya ikuti. Artinya selain belajar untuk peningkatan kompetensi diri sendiri, melakukan sesi sharing atau berbagi apa yang sudah saya dapatkan baik kepada rekan-rekan guru di sekolah dan juga rekan-rekan guru di sekolah lain. Karena bagi saya dengan berbagi maka ilmu yang akan kita miliki akan semakin berkembang dan bertambah. Selain itu, kita juga dapat menginspirasi rekan-rekan yang lain untuk ikut melakukan praktik baik yang telah kita lakukan. Adapun cara yang saya lakukan dalam mentransfer dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak ini yaitu: 1) Mensosialisasikan materi-materi Program Pendidikan Guru Penggerak yang telah didapatkan melalui komunitas praktisi di SDN Wilangan yang sudah dibentuk. 2) Mensosialisasikan dan mengajak bergabung dalam Program Pendidikan Guru Penggerak kepada rekan-rekan guru di sekolah lain baik melalui forum Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun pada pertemuan yang diagendakan. 3) Mendokumentasikan dan mempublikasikan materi Program Pendidikan Guru Penggerak melalui tulisan di website sekolah www.sdnwilangan.sch.id maupun berupa video di chanel youtube SDWILANGAN TV
Langkah awal untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid, tentunya suatu waktu kita akan dihadapkan pada situasi dilema untuk mengambil sebuah keputusan yang terbaik. Adapun langkah awal yang akan saya lakukan yaitu memulai untuk mengambil keputusan pada diri saya dengan 1) Memastikan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan sudah sesuai dan sejalan dengan visi dan misi yang telah kita susun dan sepakati bersama. 2) Melakukan analisa terhadap situasi atau kasus yang dihadapi sesuaikan dengan paradigma pengambilan keputusan. 3) Memilih salah satu atau mungkin ketiganya dari tiga prinsip pengambilan keputusan yang ada. 4) Melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Memulai menerapkan langkah mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran.
Langkah-langkah pengambilan keputusan tidak dapat dipastikan apakah hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau hari apa. Pengambilan keputusan ini dapat diterapkan ketika kita dihadapkan pada situasi bujukan moral atau dilema etika yang memerlukan pengambilan keputusan terbaik. Jika hari ini mengalami situasi bujukan moral atau dilema etika maka hari inilah penerapan langkah-langkah tersebut, jika besok mengalami dilema etika maka besok akan diterapkan langkah-langkah tersebut, dan seterusnya.
Pendamping dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Dalam mengambil sebuah keputusan tentu perlu masukan-masukan dari seseorang yang bisa kita ajak berdiskusi dan berbagi sehingga kita mengetahui apakah keputusan yang telah kita ambil ini sudah tepat dan efektif atau belum. Menurut saya orang-orang yang bisa dijadikan teman diskusi/pendamping dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah kepala sekolah sebagai penanggungjawab sekolah, rekan-rekan sejawat di sekolah, orang tua siswa, siswa, komite sekolah, atau bisa juga pengawas sekolah.
Dalam pelaksanaannya, saya juga akan meminta bimbingan dari Bapak R. Bambang Hermawan, M.M.Pd. sebagai fasilitator serta Bapak Sutrisno, M.Pd. selaku pengajar prakti yang langsung mendampingi dan memantau perkembangan saya di sekolah, dan Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab sekaligus atasan langsung. Selain itu, saya juga akan bertukar pikiran dengan teman-teman sesama Calon Guru Penggerak yang sama-sama melakukan kegiatan ini. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka kami dapat berkolaborasi dan bertukar pikiran. Ketika menemui kendala, saya dapat menemukan solusinya melalui kegiatan diskusi dan saling berbagi pengalaman.
SEMOGA MENGINSPIRASI
0 comments:
Posting Komentar