Jl. Wijayandaru 35 Wilangan Kec. Sambit Kab. Ponorogo Pos 63474

Sabtu, 02 Juli 2022

Aksi Nyata Modul 3.1 Calon Guru Penggerak - Pengambil Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

A. PERISTIWA

Beberapa waktu yang lalu dunia pendidikan dipaksa untuk merubah pengajarannya ke dalam model Pembelajaran Jarak Jauh/ Daring. Tanpa perlakuan transisi yang matang karena situasi pandemi, baik guru maupun siswa merasa shocked dengan situasi tersebut. Sulitnya interaksi pembelajaran karena infrastruktur dan fasilitas mengakibatkan hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum maupun spesifik sehingga terjadi kemunduran proses akademik (learning loss). 

Untuk memulihkan pembelajaran pasca pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelimabelas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Kemendikbudristek memberikan kemerdekaan bagi sekolah untuk memilih tiga opsi dalam Kuriklum Merdeka Jalur Mandiri tersebut, yaitu: Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.

Kepala Sekolah mengajak diskusi saya sebagai pertimbangan untuk menentukan pilihan kurikulum tersebut karena beliau menganggap Kurikulum Merdeka sangat relevan dengan kegiatan saya dalam mengikuti Program Guru Penggerak. Beliau juga mempercayakan untuk mendaftarkan pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka dalam website https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id

Setelah membaca kriteria setiap opsi pilihan dalam pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka, saya pribadi merasa yakin untuk memilih Kurikulum Merdeka - Mandiri Berbagi. Namun mengingat untuk tahun ajaran yang akan datang sekolah kami mengalami perubahan yang cukup besar dalam formasi tenaga kependidikan, menjadikan saya berfikir ulang untuk memilih opsi tersebut. Dua dari rekan guru di sekolah kami promosi kepala sekolah dan dua yang lain mutasi karena menerima SK PPPK di sekolah lain. Sementara Keplasa Sekolah kami saat ini baru ditugaskan di sini, sehingga secara utuh belum memahami betul profil sekolahan ini.

Situasi dan kepercayaan yang diberikan Kepala Sekolah tersebut menjadi dilema dalam diri saya. Dalam batin saya merasa mampu sekolahan ini untuk memilih Kurikulum Merdeka - Mandiri Berbagi karena sebagian besar ruh yang ada dalam Kurikulum Merdeka sudah saya dapatkan di Program Guru Penggerak dan sudah saya terapkan dalam pembelajaran serta aksi nyata di sekolah. Namun rekan guru yang biasa saya ajak berkolaborasi dalam kegiatan tersebut dalam tahun ajaran mendatang berpindah tugas ke sekolah lain meskipun murid yang menjadi objek masih ada di sekolah ini.

Rapat dengan kepala sekolah dan rekan guru diadakan untuk membahas situasi tersebut guna mengambil keputusan yang terbaik. 9 langkah pengambilan keputusan menjadi pembahasan dalam rapat yang kami adakan (1. Nilai-nilai yang bertentangan 2. Siapa yang terlibat 3. Fakta yang relevan 4. Pengujian benar atau salah 5. Pengujian paradigma benar vs benar 6. Prinsip resolusi 7. Investigasi opsi trilema 8. Buat keputusan 9. Refleksi). Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends Based Thinking) dengan memperhatikan fakta-fakta yang relevan bahwa Kurikulum Merdeka sebagai pemulihan pendidikan setelah mengalami learnig loss serta menimbang kesiapan guru di sekolah kami. Diputuskan untuk memilih opsi Implementasi Kurikulum Merdeka - Mandiri Berubah.





B. PERASAAN

Sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Ponorogo merasa bersyukur, bangga dan termotivasi dalam melaksanakan program dari materi aksi nyata Modul 3.1 - Pengambil Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Materi dalam modul ini benar menjadi bekal dalam mencari solusi terbaik untuk semua program di sekolah maupun komunitas pendidikan. Memberi wawasan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran baik intern maupun ekstern.


C. PEMBELAJARAN

Hal berharga yang saya peroleh dalam pengambilan keputusan situasi ini adalah bahwa permasalahan dilema etika sesulit apapun akan terselesaikan dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran dengan wawasan dan langkah yang tepat.


D. PENERAPAN KE DEPAN

SD Negeri Wilangan siap menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka mulai Tahun Ajaran 2022/2023 diawali dari kelas 1 dan 4. Perubahan kurikulum yang disertai pembelajaran paradigma baru, diharapkan bisa meningkatkan bakat minat serta pembelajaran berbasis projek yang berpihak pada murid dengan struktur kurikulum yang lebih fleksibel.





Oleh:

HANUNG EKO SUHARTANTO
Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kab. Ponorogo



0 comments:

Posting Komentar